Jumat, 04 April 2014

Kisah Ratna, Perawat yang Memberdayakan Mantan Pasien Kusta di Jatim, Sukses Bina 41 Kelompok Penderita Kusta



Banyak mantan penderita kusta yang dikucilkan oleh masyarakat. Dianggap masih dapat menularkan penyakit, mantan penderita kusta pun kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain, bahkan hingga menyulitkan mereka untuk mendapat pekerjaan.

Itulah yang terjadi di kecamatan Grati, Pasuruan. Di sana, kusta merupakan salah satu penyakit yang cukup banyak penderitanya. Diketahui dari sebanyak 9 desa, sekitar 400 penduduknya terkena kusta.
Bagi Ratna Indah Kurniawati seorang perawat yang berusia 34 tahun, kehidupan para penderita kusta harus berlanjut sekali pun memiliki keterbatasan fisik. Perawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Grati, Pasuruan, Jawa Timur ini senantiasa terdorong membantu mengembalikan motivasi hidup penderita Kusta dengan memberikan peluang usaha seperti berternak jangkerik serta usaha menjahit dan menyulam.
Melihat para mantan penderita kusta yang hampir semuanya berasal dari keluarga yang tidak mampu. Dengan kondisi yang mereka miliki, dampak kesulitan mencari pekerjaan pun semakin menambah beban mereka.

"Karena penyakit yang pernah mereka miliki, mereka menjadi susah untuk bekerja. Hidup mereka harus bergantung dengan orang lain. Ditambah lagi penyakit kusta ini membuat penderitanya cacat tangan atau pun cacat kaki," tutur Ratna kepada Detik Health pada acara Bincang Inspiratif dalam rangka Kick Off SATU Indonesia Awards 2014 di fX lifestyle X'nter, Jl. Jend Sudirman, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Kamis (6/3/2014).

Menurut Ratna, walaupun para mantan penderita kusta tersebut sudah selesai pengobatannya, tetapi masyarakat tetap menganggap mereka masih mengidap kusta sehingga masih dapat menularkan.

"Dari segi itulah saya merasa kasihan dengan mereka (penderita kusta) kalau terus dibiarkan seperti itu. Nah, akhirnya saya berniat untuk membentuk kelompok pemberdayaan ini," ungkap Ratna yang merupakan perawat di Puskemas Kecamatan Grati, Pasuruan.

Dalam prosesnya, Ratna rela mendatangi ke rumah-rumah warga yang pernah mengidap kusta dan mendata mereka satu per satu. Ratna mengaku tidak semua rumah yang ia datangi mau ikut bergabung dalam kelompok pemberdayaan ini. Dari sejumlah warga yang ia datangi, sebanyak 25 oranglah yang mau bergabung.

Adapun pemberdayaan yang Ratna lakukan pada mantan penderita kusta ini ialah dengan memberikan mereka sebuah usaha untuk membantu membiayai kehidupan mereka sehari-hari. Usaha tersebut adalah ternak jangkrik.

Tidak berhenti sampai di usaha ternak jangkrik, usaha pun berkembang pada usaha menjahit dan menyulam, serta usaha ternak kambing. Ratna mengungkapkan, pencapaian ini berhasil karena Ratna juga menjalin kerjasama dengan Dinas Koperasi, Dinas Sosial, dan Pemerintah untuk ikut membantu.

"Sekarang mereka akhirnya sudah punya pekerjaan. Contohnya dari mereka yang ikut dalam kelompok menjahit, akhirnya mereka sudah mulai sering menerima orderan jahitan dari para tetangga," tutur Ratna.

Ratna berhasil membuat para mantan penderita kusta dapat lebih produktif dan tidak malu lagi akan penyakit yang pernah dideritanya. Karena kebaikan dan niat tulus dalam gerakan pemberdayaan inilah Ratna akhirnya mendapat apresiasi dari SATU Indonesia Awards pada tahun 2011.
Ratna selalu mendata ulang penderita kusta di wilayah kerjanya yang mencakup sembilan desa, sekaligus untuk mengetahui status terbaru penyakit mereka. Ratna juga menghimpun kelompok lain seperti penderita diabetes melitus.
Setelah menerima apresiasi SATU Indonesia Awards pada tahun 2011, dia melanjutkan kegiatan dengan penyuluhan ke berbagai kelompok tentang penyakit kusta dan membantu penemuan penderita baru. Ratna juga membentuk koperasi untuk para eks penderita kusta untuk memasarkan hasil aneka keterampilan mereka.
Saat menerima penghargaan pada 2011, Ratna baru membina 25 orang penderita kusta. Sekarang, binaannya sudah bertambah menjadi 41 kelompok yang berasal dari beberapa kabupaten di provinsi Jawa Timur. Setiap kelompoknya terdiri dari 15–20 orang.
Sosialisasi & Karya Untuk Hidup Lebih Baik
Kata-kata bijak yang menyebutkan “bantulah orang-orang di dekatmu yang sedang berkesusahan”, sepertinya diamalkan dengan sangat baik oleh perawat ini. Sejak tahun 2014, Ratna mulai memberdayakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan
memberikan pelatihan menjahit dan membuat aksesori dari manik-manik yang hasilnya kemudian dijual di koperasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar